My First Romance Novel


Segala sesuatu yang berlabel "pertama kali" biasanya jarang dilupakan. Apalagi yang namanya cinta pertama :p. Tapi sayangnya saya lupa judul novel romance yang pertama kali saya baca. Hanya teringat samar-samar saja ceritanya.. yaitu tentang seorang pengasuh anak yang akhirnya jadi istri tuannya.

Saya pertama kali baca novel romance itu sekitar smp mungkin, karena gak sengaja nemu novel kepunyaan mama di antara laci-laci saat saya mau nyari sesuatu. Mau tau gak novel apaan? Novelnya Fredy S.. hahahhaha

Buat yang satu generasi sama saya, pasti pernah tahu kan ya novel Fredy S? Bahkan mungkin ada yang pernah nyoba nyuri-nyuri baca? Hehehhe. Novel-novel Fredy .S memang terkenal sebagai novel bertajuk "buku-kamar" pada zamannya. Ditambah sampul bukunya yang uhukz banget. Mungkin kalau dibandingkan dengan sampul novel-novel erotica romance zaman sekarang, novel-novelnya Fredy S masih bisa dibilang sopan ya, tapi tidak pada eranya.

Source : google
Seperti inilah model sampul buku-buku Fredy S saat itu, walau tak jarang banyak juga sampul novelnya yang bergambar lebih normal. 

Karena saat itu pengalaman saya membaca novel seperti ini sama sekali tidak ada, ditambah saya yang emang masih unyu-unyu, baca novel model kayak gini sudah pasti bikin panas dingin. Tapi saya jadi agak penasaran sih sekarang, apakah kalau saat ini saya membaca novel-novel Fredy S maka akan kembali panas dingin? Kalau iya tandanya novel-novel beliau sungguhlah "bacaan basah" :D

Saat itu sih mama saya gak tahu kalau saya sudah baca salah satu novelnya, ngeri juga sih kalau sampai ketahuan.. karena keluargaku masih memandang sex sebagai hal yang tabu. Baru ngaku setelah nikah hehehe.

Fredy S sendiri sebenarnya tidak bisa dianggap penulis kacangan. Karyanya beredar juga di Malaysia dan Singapura. Sudah lebih dari 300 novel yang beliau tulis. Bahkan katanya, dalam sebulan beliau bisa menghasilkan dua hingga tiga novel. Beliau menjuluki dirinya sendiri sebagai "sastrawan kaki lima". Buat orang seperti saya yang sering mengalami writer block, kemampuan Om Fredy ini sungguh luar biasa. Namun sayangnya, namanya tenggelam dalam ratusan karyanya dan tidak diakui dalam dunia kesusastraan Indonesia. 

Kemampuannya menulis ratusan novel yang bertema hampir sama, yaitu tentang kehidupan om dan tante yang kesepian di kota metropolitan selama hampir dua dekade tentunya menimbulkan kekaguman tersendiri. Darimana beliau mendapatkan ide-ide cerita seperti itu? 

Majalah Historia pernah menurunkan cerita yang berjudul "Misteri Fredy S" untuk mencari tahu, diantaranya adalah bagaimana si pengarang bisa memperoleh ide untuk novel-novelnya. 

Konon katanya, jika Fredy kehabisan cerita.. Ia akan bikin ulah. Misal dengan memacari sahabat istrinya. Lalu ketika sang istri cemburu maka dicatatlah segala tindak tanduk istrinya, dan jadilah sebuah novel. Sungguh cerita dengan template yang sangat sederhana ya.. karena memang bukan cerita ini yang menjadi tujuan utama para pembaca membaca buku-buku Fredy S :p tapi yang amat ditunggu adalah saat adegan om dan tante ini sudah berada dalam satu kamar dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat hahaha :D

Namun, sampai sekarang saya masih penasaran membaca novel Fredy S yang berjudul "Politik Bercinta". Novel setebal 1200-an halaman dan ditulis ketika orde baru sedang mempropagandakan anti komunisme ini adalah sebagai bentuk persetujuan pendapat anti komunisme yang juga beliau anut saat itu. Walaupun tentu saja diceritakan dengan gaya bercerita yang lebih intim dan tetap menimbulkan panas dingin (katanya :p)

Muhidin M. Dahlan sang pendiri radio buku, adalah salah satu yang mengapresiasi karya-karya Fredy S. Dia bersama teman-temannya menerbitkan buku setebal bantal bertajuk Seratus Buku Sastra Indonesia yang Patut Dibaca Sebelum Dikubur. Karya-karya yang terpilih diresensi dan biografi pengarangnya diulas. Bila jeli, tak ada nomer urut 32 di dalam buku setebal 1001 halaman itu. Ternyata itu adalah template untuk Fredy S. Mengapa dikosongkan? Karena rupanya, sang pengarang adalah orang yang sulit ditelisik kehidupannya, sehingga template itupun dibiarkan kosong. Karena untuk Muhidin dkk, Fredy S adalah bintang untuk sastra picisan tahun 1980-an, sang penanda zaman. 
     
Fredy S (source : google)

Penulis yang bernama asli Bambang Eko Siswanto ini wafat pada tanggal 24 Januari 2015 dalam usianya yang ke 61 tahun. 


No comments