Citarum Dahulu dan Sekarang



Sungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat. Panjang alur sungainya mencapai 297 km dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai seluas 562.958 ha. Untuk skala nasional, Sungai Citarum termasuk kategori super prioritas, dan wilayah Sungai Citarum merupakan wilayah sungai lintas provinsi yang kewenangan pengelolaannya berada di tangan pemerintah pusat. Air Sungai Citarum bersumber dari Gunung Wayang di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Selanjutnya sungai ini mengalir ke bagian tengah Provinsi Jawa Barat dari selatan ke arah utara dan akhirnya bermuara di Laut Jawa. Air Sungai Citarum digunakan sebagai sumber air baku, irigasi pertanian, perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk pasokan Pulau Jawa dan Bali, serta sumber pemasok air untuk kegiatan industri. 

Akan tetapi dalam dua dekade terakhir kondisi kualitas air di sepanjang aliran Sungai Citarum mengalami penurunan yang signifikan. Pesatnya pembangunan, perkembangan kegiatan industri, konversi lahan di sekitar DAS, tingginya angka pertumbuhan penduduk dan urbanisasi memberikan dampak negatif pada DAS Citarum. Pada tahun 2013 Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute menyatakan Sungai Citarum sebagai salah satu tempat tercemar di dunia. Sungai ini ada di posisi tiga, hanya kalah dari Agbogbloshie gunung sampah elektronik di Ghana, dan Chernobyl yang dikenal sebagai kota yang mati akibat radiasi nuklir di Rusia. 


Sungai Citarum penuh sampah
Air yang mengalir melalui Citarum telah tercemari oleh berbagai limbah, yang paling berbahaya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Saat ini, ada sekitar 1500 industri yang secara langsung dan tidak langsung membuang limbah ke sungai, dan hanya sekitar 20% saja yang mengolah limbah mereka, sementara sisanya membuang langsung limbah mereka secara tidak bertanggung jawab ke Anak Sungai Citarum atau ke Citarum secara langsung. 


Foto udara limbah industri di Sungai Cihaur yang bermuara ke Sungai Citarum di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 11 April 2018. Source
Berdasarkan catatan yang diteliti oleh Blacksmith Institute, Sungai Citarum tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun seperti timah, kadmium, kromium, dan pestisida yang bersumber dari limbah industri maupun rumah tangga. Dari data yang diperoleh pemerintah, terdapat 1500 ton sampah domestik yang dibuang ke Sungai Citarum. Tahun 2013, Balai Besar Wilayah Citarum meneliti volume sampah Citarum mencapai 500 ribu meter kubik dalam setahun. Tidak itu saja, sekitar 100 ton tinja atau kotoran manusia setiap harinya mencemari sungai citarum. 
Pada tahun 2013, APN Science Bulletin menemukan bahwa kadar polutan-polutan tersebut jauh melebihi kadar rata-rata pada sungai di seluruh dunia. Sebagai contoh :
  • Kadar logam timbal 1000 kali lebih tinggi dibandingkan dengan batas baku mutu yang diterapkan oleh US-EPA
  • Konsentrasi logam aluminium mencapai 97 ppb dimana lebih tinggi dibanding rata-rata konsentrasi logam aluminium pada sungai-sungai di dunia sebesar 32 ppb.
  • Kandungan logam besi di Sungai Citarum mencapai 194 ppb, dimana rata-rata konsentrasi logam besi pada sungai-sungai di dunia sebesar 66 ppb.
  • Kandungan logam mangan pada Sungai Citarum sebesar 195 ppb, dimana rata-rata konsentrasi logam mangan pada  sungai-sungai di dunia sebesar 34 ppb. 

Citarum Sekarang

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerapkan setidaknya dua program untuk memulihkan ekosistem sungai. Pada 2000-2003 pernah ada “Citarum Bergetar” yang fokus pada pengendalian pencemaran, dan pada 2013 muncul “Citarum Bestari” yang secara ambisius ingin air Sungai Citarum layak minum dalam 5 tahun, target yang akhirnya gagal dipenuhi.

Sungai Citarum yang mendapat gelar "The Dirtiest River in The World" dari publik internasional membuat Presiden Joko Widodo melahirkan Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran Sungai Citarum. Peraturan ini sekaligus menandai komitmen pemerintah untuk merestorasi, merevitalisasi, dan merehabilitasi Sungai Citarum. Program terbaru ini diberi nama "Citarum Harum". Upaya pemerintah ini, ditambah inisiatif warga di banyak titik berangsur memperbaiki kondisi Citarum. 

Presiden Joko Widodo ketika meninjau Situ Cisanti, sumber dari Sungai Citarum di Bandung Selatan 22 Februari 2018.  Source
Citarum Harum menjadi tanggung jawab Satgas Citarum yang dikomandani gubernur Jawa Barat. Satgas ini bekerjasama dengan Kodam III Siliwangi dan Kodam Jaya untuk memulihkan ekosistem. Pangdam III Siliwangi Tri Soewandono mengatakan telah mengangkut 80 ribu ton sampah dan endapan dari Sungai Citarum. Hal itu dilakukan oleh 1.700 personel militer bersama 1.300 warga setempat. Tentara bersama warga setempat juga telah menanam 1,4 juta pohon “bernilai ekonomis dan ekologis” di kawasan hulu dari total target 125 juta pohon. Pada 2018, pemulihan ekosistem sudah berlangsung di 13 sektor dan sisa 10 sektor akan digarap mulai 2019.
Yuk Jalan-jalan ke Sungai Citarum yang Dipuji Jokowi
Pembersihan Sungai Citarum (Dok Kodam III/Siliwangi)
Pembersihan Sungai Citarum kini mulai berfokus pada perubahan warna air. Harapannya, air Sungai Citarum akan dapat diminum oleh masyarakat nantinya. Pemerintah telah menindak tegas para pengusaha dan industri yang mengotori Sungai Citarum. Salah satunya adalah dengan menutup 100 pipa pembuangan limbah yang mengarah ke Sungai Citarum, dimana sebanyak 70 buah pipa tersebut akhirnya dibuka setelah mereka membuat komitmen untuk mengolah limbah industrinya dengan benar sebelum dialirkan ke Sungai Citarum. 
Satu Tahun Citarum Harum, Limbah Domestik Masih Sulit Diatasi

Yuk Jalan-jalan ke Sungai Citarum yang Dipuji Jokowi

Sumber Artikel :
  1. https://bangazul.com/kondisi-obyektif-citarum/
  2. https://bangazul.com/strategi-pembenahan-sungai-citarum/
  3. https://www.voaindonesia.com/a/upaya-indonesia-bersihkan-sungai-terkotor-di-dunia-(1)/4745640.html
  4. http://citarum.org/en/citarum-info/article-news/online-news/1927-top-10-most-polluted-places-on-the-planet.html
  5. https://www.greeners.co/berita/proyek-citarum-harum-mulai-menunjukkan-hasil/

No comments