The False Prince


The False Prince
by. Jennifer A. Nielsen
Paperback, 392 pages
Published by Gramedia Pustaka Utama


Aku punya dua buku yang judulnya mirip, yang satu The False Princess, dan yang satunya lagi buku ini.. The False Prince. Dua-duanya ternyata di luar ekspektasiku.
Buku The False Princess yang diterbitkan Atria di luar ekspektasiku karena ternyata isinya gak terlalu cemen, terbukti aku enjoy membacanya dan bisa selesai dengan cepat. Sedangkan buku ini, tadinya aku mikir kalau jalan ceritanya gak akan beda jauh sama The False Princess, palingan juga tentang pangeran yang disembunyiin atau diculik mungkin.. Atau bisa jadi pangeran yang tertukar. Tapi ternyata gak gitu. Buku ini agak lebih serius dibandingkan "saudara kembar"nya.

Sage, Tobias, Roden dan Latamer adalah anak-anak yang dipilih oleh Conner. Beberapa bulan ini, Conner telah berkeliling Carthya dan negara-negara sekelilingnya untuk mencari anak-anak yang perawakannya mirip dengan putra terakhir penguasa Kerajaan Carthya, Pangeran Jaron.


Pangeran Jaron nya sendiri sudah menghilang empat tahun yang lalu ketika kapalnya diserang bajak laut. Walaupun begitu, mayatnya tak pernah diketemukan hingga saat ini.

Conner yang seorang bangsawan dan regen minor di Carthya bermaksud untuk membentuk seorang Pangeran Jaron palsu yang akan dihadapkannya kepada para regen di istana, agar "pangeran" tersebut bisa memperoleh tahta dan Conner sendiri diangkat sebagai Regen utama.

Memangnya apa yang terjadi dengan Raja Eckbert, Ratu Erin, dan Pangeran Mahkota Darius?

Kabar burung berhembus, ketiganya telah tewas diracun. Seseorang yang berniat mengincar takhta telah membunuh mereka. Siapa? Sulit menebaknya. Raja Eckbert adalah seorang raja yang cinta damai, prinsipnya 1000 friends zero enemy.. (Uhukz.. Jadi inget sesejendral). Namun prinsipnya tersebut ternyata menimbulkan ketidakpuasan beberapa pihak. Mereka menganggap Raja Eckbert terlalu lemah, bukan tidak mungkin Carthya akan jadi sasaran penyerbuan negara tetangga karena mereka juga beranggapan yang sama.

***

Cerita yang lumayan. Sebenarnya ada rasa pengen berhenti sih waktu baca buku ini di awal-awal, tapi Seperti ada hal lain yg ngedorong aku buat terus baca. Gaya penulisannya bikin orang penasaran. Sikap Sage di awal-awal, atau bagaimana dia menceritakan keluarganya akan tersingkap kebenarannya di akhir walau ada beberapa hal yang sepertinya kurang masuk akal atau sebenarnya ga perlu. Kemudian aku juga kurang suka sama nama-nama tokohnya. Jaron kayaknya bukan nama yg bagus buat jadi nama pangeran, sudah gitu kalau nyebut nama Darius jadi keinget suaminya Donna Agnesia. Tapi mungkin di lingkungan si penulis, nama itu cukup layak kalik ya.. Walaupun begitu, buku pertama ini cukup untuk menarik minatku untuk melanjutkan buku yang kedua.

Lalu yang mengganggu lagi dari buku ini adalah versi terjemahannya banyak typo jadi agak mengganggu. So.. 3 bintang untuk buku ini.

Review ini diikutkan dalam




No comments