Priceless Moment


Priceless Moment

by. Prisca Primasari
Paperback, 298 pages
Published by Gagas Media, 2014


Mungkin benar apa yang dikatakan orang kalau kita baru tahu betapa beharganya seseorang/sesuatu itu jika sudah kehilangan. Inilah yang coba diceritakan dalam novel karya Prisca Primasari ini.

Yanuar ditinggal pergi oleh pasangan hidupnya. Sebuah kecelakaanlah yg merengut jiwa Esther, istrinya. Kini Yanuar yang biasanya sibuk tak kepalang dengan urusan kantornya ketika Esther masih hidup, harus juga melaksanakan tugasnya sebagai orang tua tunggal untuk kedua anaknya Hafsha dan Feru.

Dan hal inilah yang menjadi inti konflik dari buku ini, bagaimana proses Yanuar dari yg tadinya cuek dengan keadaan anaknya menjadi seorang ayah yang bahkan merasa sangat sedih ketika harus berpisah dengan putra putrinya.

Tak hanya berkisah tentang itupula, buku ini juga mengisahkan tentang hubungan cinta Yanuar sepeninggal istrinya, juga tentang hubungan hangat antara paman dan keponakan-keponakannya.

Aku pertama kali tahu kisah ini dari obrolan anak-anak di bajaj jabodetabek. Bang Ijul memberikan bintang 5 untuk buku ini. Katanya ini salah satu buku yg bagus dari lini fatherhood milik gagas media. Yah, karena isinya bukan tentang kehilangan ayah.. akupun memberanikan membaca buku ini. 

Pendapatku? So so lah.. aku tidak terbawa perasaan mellow, sentimentil atau apalah membaca buku ini. Perasaanku biasa saja. Tak juga ada tokoh favorit dalam buku ini. Buatku Yanuar, Paman Wira atau Lotte biasa-biasa saja. Tidak ada karakter yang dapat mengikat aku secara emosional dalam buku ini. Sayang banget ya, padahal aku biasanya mudah tersentuh dengan novel-novel bertema keluarga. Aku malah lebih tersentuh oleh keluarga 4R di buku The Chronicle of Audy 4R, padahal buku itu kocak. 

Mungkin karena penggalian masalahnya yang tidak terlalu dalam, ditambah lagi tidak tahunya anak-anak Yanuar mengenai keadaan ibu mereka sebenarnya. Padahal kalau anak-anaknya tahu, mungkin konflik dalam buku ini akan berkembang. Kondisi emosional anak saat mengingat orang tuanya yg sudah tiada itu akan lebih memainkan emosi pembaca. Mungkin bisa ditambahkan adegan Hafsha yg melamun karena tak ada lagi yang mengepangi rambutnya setelah ibunya tiada, or something like that lah.. 

Ini termasuk easy book yang bisa aku tuntaskan hanya dalam waktu beberapa jam saja. Oiya ada lagi adegan2 yg menurutku konyol di buku ini.. Adegan Yanuar dan Lis pas basah-basahan kehujanan sama pas di Jerman itu enggak banget deh. Buatku ga ada romantis-romantisnya, malah aneh deh dua orang yang dewasa bersikap seperti itu.

Yah.. after all 3 bintang untuk buku ini

No comments