Matematika itu...


Teka-Teki Terakhir

by. Annisa Ihsani
Published by Gramedia Pustaka Utama


Sebelum saya bercerita banyak tentang buku ini, saya mungkin harus memberitahukan ini adalah e-book Bahasa Indonesia yang saya dapat secara resmi untuk pertama kalinya. Gambar cover di atas pun saya screenshoot dari halaman e-booknya langsung. E-book ini saya dapatkan di SCOOP yang aplikasinya sendiri bisa diunduh di google play store, window store, apple app store atau langsung ke http://www.getSCOOP.com/ dan cerita tentang pengalaman membaca via gadget bisa dibaca di sini

And now about the book..

Buku ini bercerita tentang matematika, Keluarga Maxwell dan Laura Welman. 

Jack dan Laura Welman adalah sepasang saudara yang rumahnya bertetangga dengan rumah keluarga Maxwell. Siapakah keluarga Maxwell? Tidak ada yang tahu. Mr. dan Mrs. Maxwell jarang bersosialisasi dengan para tetangga, sehingga hal itu membuat timbulnya banyak gosip tentang mereka. 
Ada yang mengira mereka orang jahat, bahkan sampai mengira kalau mereka adalah sepasang penyihir. Wah pokoknya banyak sekali isu-isu liar. Dan banyaknya gosip tentang keluarga ini membuat Jack dan Laura lebih sering memilih jalan memutar daripada melewati Jalan Eddington no. 112 tempat Mr. Dan Mrs. Maxwell bermukim jika hendak berangkat sekolah. 

Melihat cerita tentang dua saudara dan rumah yang seram ini sedikit banyak mengingatkanku pada petualangan Jem dan Scout di buku To Kill a Mockingbird. Apakah penulis terinspirasi dari sana? Well..

Lalu apa hubungannya buku ini dengan matematika? Semuanya!

Interaksi pertama Laura Welman dengan keluarga Maxwell dimulai dari hasil quiz matematikanya yang jelek. Dia mendapatkan angka nol dan membuang kertas quiznya di tempat sampah Keluarga Maxwell. Yah berhubung si Laura ini terburu-buru dan kesal, dia membuangnya di sampah anorganik bukan organik. Dari situlah akhirnya Mr. Maxwell  melihat kertas quiz tersebut dan memberikan sebuah buku kecil tentang perjalanan angka "nol" kepada Laura keesokan harinya. 

Laura bingung dengan perhatian mendadak yang diberikan oleh Mr. Maxwell. Untuk apakah dia memberikan buku tentang "nol" ini kepada dirinya? Menghiburnya atau apa? Namun di tengah hal-hal yang gak jelas seperti itu, buku tentang "nol" tersebut pun selesai juga dia baca. Dan dari buku tersebutlah awal mula hubungan Laura dengan keluarga Maxwell.

Dalam kunjungannya untuk mengembalikan buku tersebut kepada Mr. Maxwell, Laura akhirnya memberanikan diri untuk mengunjungi rumah seram tersebut. Dan betapa terkejutnya dia, bahwa rumah tersebut tidak seseram yang dia bayangkan. Mrs. Maxwell menyambutnya di dapurnya yang hangat, dan bahkan mengenalkannya kepada kucing mereka yang bernama.. Eratosthenes. 

Wow.. sepasang suami istri tua yang memberikan nama kucing mereka dengan nama seorang ahli matematika yang pertama kali menghitung keliling bumi dan metode sederhana untuk menentukan bilangan prima :D. Tentunya mereka bukan orang biasa. 

Yup.. Mr. Dan Mrs. Maxwell adalah sepasang professor matematika. Selama hidupnya Mr. Maxwell sedang berusaha untuk membuktikan kebenaran Teorema Fermat. Itulah yang menyebabkan Laura jarang bertemu dangan beliau ketika mengunjungi rumahnya.

Apa yang tercetus dalam pikiran Laura tentang sebuah teorema, kengototan untuk membuktikannya dan guna dari itu semua pernah terlintas juga di benakku. Aku pernah menggerutu ketika guru matematikaku di smu pernah menyuruh kami menurunkan sebuah rumus atau mencari persamaan awal dari sebuah rumus yang sudah diturunkan. Ah buat apa itu semua? Nyusah-nyusahin aja.. begitu pikirku saat itu. Dan buku ini.. buku ini akhirnya menjawab pikiran-pikiranku saat itu. 

"Matematika murni tidak ada hubungannya dengan dunia nyata nona muda! Matematika murni adalah tentang kebenaran dan keindahan. Siapa peduli dengan kegunaan....." 
Keren ya jawaban Mr. Maxwell di atas? :D

Dan cerita dalam buku ini pun berlanjut dengan menceritakan usaha-usaha dari Mr. Maxwell dalam menyelesaikan Teorema terakhir Fermat.

Kalau ada yang mengira buku ini akan penuh dengan berbagai macam teori-teori tentang matematika, pendapat itu tak sepenuhnya salah. Namun karena buku ini berlabel teenlit, penjabarannya pun dibuat dengan sangat mudah. Aku sangat salut dengan penulisnya, dia bisa membuat buku tentang matematika menjadi sedemikian menarik. Memang tidak bisa dikategorikan sebagai buku detektif ataupun petualangan walau judulnya memakai kata teka-teki, namun banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari buku ini. Buku inipun buku Indonesia dengan rasa terjemahan. Aku seperti sedang berada di salah satu kota di Eropa ketika membayangkan setting tempatnya. 

Buku ini dianjurkan untuk orang-orang yang menyukai matematika dan sangat dianjurkan untuk orang-orang yg membencinya. Percayalah, kalian akan menemukan keindahan matematika dalam buku ini. :)

Four stars out!


Note : 

Teorema Terakhir Fermat itu beneran ada. Yang berhasil menemukannya adalah seorang ahli matematika yang berasal dari Inggris yang bernama Andrew Wiles.


Dan foto di atas adalah foto dari sang matematikawan tersebut. Di balik wajahnya yang sumringah, ada wajah orang-orang yang menangis karena usaha mereka selama bertahun-tahun untuk membuktikan teorema ini didahului olehnya :(

1 comment

  1. Ah Luna, baca paragraf terakhir mengingatkan lagi ke Mr. Maxwell :'(

    ReplyDelete